RENUNGAN BUKU

(tulisan ini diambil dari FB Notes Mam Hapsari Chandra a.k.a Mamanya Razzan, sang penulis cilik kita)

October 10, 2013 at 1:06am

Minggu di awal bolan Oktober yang cerah (lebih tepatnya kemarau panjang negeri ini hehe), pagi buta si kecil rezel sudah ngajak bangun pukul 4 pagi sebanarnya. Dengan mata pedih akibat lembur kerjaan beberapa hari, dampak radiasi layar laptop tak membuat saya menunda terbukanya kelopak mata yang sejujurnya masih ingin terpejam. Teringat hari ini adalah hari yang sudah ditunggu oleh si sulung razzan apalagi khusus untuk menyambut datangnya hari ini sejak kemarin pagi razzan sudah heboh bantu bersih-bersih rumah oma-opa yang sedianya akan dipakai untuk acara pengajian sastra putaran ke dua KOMUNLIS area pandaan, satu lagi kegiatan non formal yang memang saya suguhkan pada anak-anak khususnya razzan sebagai media pembelajaran hidup dan pembentukan karakternya sebagai insan manusia.

Hanya saja ada kejadian yang melenceng dari skenario saya...seharusnya dengan pemilihan hari yaitu hari minggu, yang saya wajibkan sebagai hari kumpul keluarga maka seharusnya pula dalam menyambut acara ini saya ditemani oleh ujung tombak keluarga alias suami saya, plus pasukan inti yaitu oma dan opa nya razzan...tapi apa dikata semenjak jumat malam saya dan anak-anak terpaksa harus ditinggalkan oleh 3 personil keluarga karena ada hal penting yang harus dikerjakan oma dan opa di jakarta, sementara suami bertugas sebagai driver n guidenya hehe...sempat terbesit dibenak saya apa ditunda aja ya pengajian sastranya...atau di ubah TKP nya jd di rumah saya aja jd saya tidak harus riwa-riwi bawa anak-anak...hemm...setelah ditimbang-timbang...diukur-ukur...aaah dijalani sajalah kan saya banyak pemain cadangan #colek agung, Rhea & Sefat (suami Rhea) hahaha...alhasil sinetronnya jalan terus walau dengan perubahan pemain dan skenario sedikit hehehe.


Akhirnya satu-persatu anggota KOMUNLIS mulai menampakkan diri, rhea, si kecil ihan dan suaminya yg datang lebih awal secara saya ultimatum supaya datang lebih awal karena saya titipi lontong #akhirnya malah dikasih hehehe, makacie ihan...lalu setengah jam kemudian datanglah maam yeti "punggawa KOMUNLIS" dengan pasukannya salah satunya jeng krisyanti wajah yg juga saya kenal sebagai adik kelas jaman saya masih imut haha...lalu mbak novi juga bawa pasukan...terakhir pasukan mama sartini ikut menyerbu gubuk ortu saya hehe...hmm banyak wajah baru kali ini...muda-muda lagi....(dalam hati wah ini bunda wina pasti happy brondongnya tambah banyak kekekek)...acarapun diawali dengan sesi maju ketampil alias mejeng baca karya apa aja...kali ini saya motivasi razzan untuk mengawali, yak seperti yang saya duga razzan selalu semangat kalau disuruh "show" didepan orang banyak saya sangat memahami kebutuhan batin haus akan pujian dan sanjungan dalam diri anak saya, dan sengaja saya salurkan dalam ajang "show" apapun yg bisa dan mau dilakukan oleh razzan. Baca puisi jepang yang pernah dia bacakan sewaktu acara HAN Kab. Pasuruan dan puisi Bunda PAUD jadi pilihannya dan memang lagi dia suka karena sudah hafal hehe...plus gaya bawel nya karena sembari baca puisi dia ngoceh cerita tentang aksi panggungnya di acara HAN kemarin hehe...saya memahaminya sebagai salah satu bentuk kecerdasan linguistik anak saya...jadi ya biarkan saja dia berekspresi...hehe. Lalu disusul penampilan Fairus putra kedua mama sartini, hmm ya saya melihat ada banyak peningkatan kualitas diri dari seorang Fairuz kecil...seingat saya sewaktu pengajian sastra pertama di kediaman mama sartini kayaknya Fairuz "no reken you" gitu hehehe dan saya bener-bener surprais ketika mama sartini berhasil mengajak Fairuz untuk ikut di pengajian kedua apalagi tanpa malu-malu berpartisipasi baca karya dengan lantang di depan kami semua...good job Fairuz...mudah2an akan bertambah lagi prajurit literasi kecil yang menceriakan pengajian sastra di KOMUNLIS, ini jadi catatan untuk para anggota yang sudah beranak pinak...silahken bawa krucil nya biar tambah semarak. Berikutnya semua anggota tampil membawakan karya sastra termasuk anggota baru (cc. arijal, sajidin dan yg lain saya lupa nama tp ingat wajah hehe maklum faktor usia dan kesibukan ibu beranak dua) yang ternyata memang punya minat dibidang literasi dan punya jiwa "show" juga jadi tidak ada acara malu-malu pada pertemuan kali ini...semua bicara...semua duduk bersama tidak ada yg lebih pinter...semua berbagi...sangat nyaman situasi forum yang semacam ini hehe walaupun saya terpaksa mengikuti dengan agak putus nyambung karena adiknya razzan butuh perhatian ekstra hehe...

Namun lebih dari itu ada sesuatu dalam diri saya yang terusik...sejujurnya hati ini miris dan malu tepatnya kala saya harus melihat kumpulan buku yang kini berdebu tanpa sempat saya rawat dengan layak dan khidmat, apalagi bakalan dilihat oleh para pecinta buku dalam hati saya berdoa mudah-mudahan saya tidak dibunuh dengan kata-kata oleh para pejuang literasi ini karena sudah berlaku tercela terhadap harta karun tak ternilai haha...yah merekalah yang terpajang berdebu dirak buku, buku-buku yang dulu kala sempat mengisi hari-hari kosong...waktu-waktu senggang yang cukup banyak saya miliki ketika masih lajang sampai beranak satu...apalagi buku-buku itu sempat mewujudkan mimpi saya untuk membuka persewaan buku hingga selama 2 tahun lamanya...teringat masa-masa saya hunting buku demi kepuasan pribadi dan pelanggan, waktu itu sering kali belanja buku sampai nominal ratusan hingga jutaan rupiah...legaaaa rasanya pulang sambil menenteng belanjaan buku berkantong-kantong...ingatan saya terbang berusaha mengcapture wajah-wajah bengong sambil bisik-bisik...sikut-sikut...para pembeli buku di toko buku yang melihat belanjaan buku saya hahaha dimana kalau jaman sekarang orang sangat bangga jika bawa belanjaan mall sampai berkantong-kantong...mungkin demi melihat belanjaan buku saya bisa jadi terasa aneh untuk kebanyakan orang...tapi justru sebaliknya yang saya rasa adalah sejuta kepuasan...kebanggaan bahkan cenderung kesombongan hahaha bisa belanja buku diluar keumuman orang. Dan keraguan saya sirna ketika buku-buku itu disentuh lagi...apalagi oleh para pemuja buku...saya melihat ada sentuhan yang berbeda dari cara mereka menimang buku-buku itu...ya Alloh lega rasanya sepertinya harapan saya tumbuh lagi...semangat saya tumbuh lagi..untuk mengkaryakan buku-buku ini sehingga bermanfaat untuk umat...terima kasih maam yeti....sudah mengawalinya dengan kebandelan karena ngeyel banget gelar acara di tempat buku-buku yg berdebu ketimbang diruangan lain yang lebih saya persiapkan demi sebuah kenyamanan fisik...sebuah pilihan yang pada akhirnya saya amini teringat bahwa inilah saatnya saya meng-agungkan buku-buku itu...terima kasih untuk yang sudah hadir pada moment bersejarah untuk buku-buku itu...dan terima kasih untuk KOMUNLIS telah menwujudkan doa buku-buku itu (cc. bung Stebby, mbak rifqi, jeng nobbi, mas yudi, bunda wina, miss nini dan semua pentolan KOMUNLIS yang belum saya kenal).

Komentar

Postingan Populer