KALA PENGAJIAN SASTRA MENYAPA

(catatan ini diambil dari file KOMUNLIS yang ditulis oleh Shenobi Mikael)

Coretan ini datang terlambat. Mohon dimaafkan saja ya... Namun karena ini adalah bagian dari hutang pertanggung jawaban terhadap komitmen yang sudah disepakati oleh tetemans KOMUNLIS dalam acara pengajian sastra, maka tetap coretan ini saya tuangkan.

Mungkin tak banyak yang bisa saya bagikan dari pengajian sastra tanggal 5 Oktober 2013 lalu. Luapan rasa sukacita yang sama dirasakan oleh semua yang hadir dalam pengajian sastra kali itu. Terlebih pengajian kali ini mempertemukan tetemans KOMUNLIS cabang Pandaan dan Probolinggo di kantor harian Kabar Probolinggo dengan tema kunjungan media.

Sambil menikmati senja turun mengantarkan petang, kembali kami saling berbagi dan menguatkan semangat untuk tak henti-hentinya terapi menulis setiap harinya agar kelak kami dapat melahirkan karya yang baik dan layak dinikmati banyak orang. Tak hanya itu saja, lewat kegiatan rutin ini kami berkesempatan menampilkan karya kami sendiri, membawakan karya orang lain ataupun berbagi referensi bacaan yang dirasa mampu menginspirasi semangat kami dalam menumbuh kembangkan virus literasi, utamanya dalam keseharian kami.


Pada kesempatan itu, salah satu tim admin kami, Rifqi, berbagi pengalaman tentang pekerjaan seorang editor. Secara tidak langsung membuka mata kami tentang tips penulisan, di mana suka atau tidak suka, kami memang harus menjadikan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh J.S Badudu sebagai kitab suci para penulis. Selain itu, kami juga harus memperkaya diksi, teknik penulisan tentang kalimat efektif dan bagaimana menggunakan kalimat majemuk bertingkat dengan tepat. Untuk dua materi terakhir tidak saya paparkan lebih lanjut di sini ya. Lewat pengajian sastra rutin, kita pasti akan bertemu lagi dengan dua tema itu, hehehehe….

Wow, pada akhirnya saya sampai pada sebuah kesimpulan yang juga diamini oleh para peserta pengajian sastra kali itu. Kita membutuhkan tuntunan untuk mencapai standar yang dibutuhkan seorang penulis. Kita membutuhkan latihan secara intensif dan bertahap dalam setiap pertemuan, agar kita dapat menjadi penulis yang baik. Pada kesempatan itulah, kami mulai memikirkan lebih detail tahap-tahap latihan seperti apa yang nantinya akan membantu kami meraih progress yang kami harapkan bersama. Terlebih, KOMUNLIS sedang menyiapkan karya bersama, SOFA MERAH.

Akan seperti apakah pengajian sastra KOMUNLIS pada pertemuan mendatang? Saya pun ingin tahu dan tidak ingin ketinggalan momen itu. Dan saya berharap, saat kita melewati proses itu bersama tetemans semua juga tidak ingin melewatkannya, bukan?

Salam semangart LITERASI!

Komentar

Postingan Populer